Males Baca – Ukuran celah platina memiliki peran penting dalam sistem pengapian kendaraan, baik itu motor maupun mobil. Celah yang tidak sesuai standar dapat berdampak pada performa mesin, konsumsi bahan bakar, dan usia komponen pengapian. Jika celah terlalu sempit atau terlalu lebar, maka bunga api yang dihasilkan oleh busi tidak optimal, yang dapat menyebabkan pembakaran tidak sempurna dan tenaga mesin berkurang. Oleh karena itu, memahami ukuran celah platina yang ideal sangat penting untuk menjaga kinerja kendaraan tetap optimal.
Dalam artikel ini, kita akan membahas ukuran celah platina yang direkomendasikan untuk berbagai jenis kendaraan, efek dari celah yang tidak sesuai, serta langkah-langkah penyetelan yang benar. Selain itu, akan dijelaskan juga pengaruh celah platina terhadap ignition timing, tegangan sekunder koil, konsumsi bahan bakar, dan umur komponen pengapian. Dengan mengetahui informasi ini, Anda dapat melakukan perawatan kendaraan secara lebih optimal dan menghindari masalah akibat penyetelan yang kurang tepat.
Daftar Isi:
Apa Itu Celah Platina dan Kenapa Penting?
Celah platina adalah jarak antara kontak platina yang berfungsi sebagai saklar dalam sistem pengapian konvensional. Ketika platina membuka dan menutup, arus listrik akan mengalir ke koil pengapian, menghasilkan tegangan tinggi untuk menciptakan percikan api di busi. Jika ukuran celah platina tidak sesuai, efeknya bisa mengganggu sistem pengapian dan menyebabkan masalah pada performa kendaraan.
Ukuran Celah Platina Standar

Ukuran celah platina standar yang direkomendasikan oleh pabrikan umumnya adalah 0,45 mm. Namun, karena feeler gauge tidak memiliki ukuran tepat di angka 0,45 mm, Anda bisa menggunakan 0,40 mm yang sedikit dilonggarkan agar lebih mendekati 0,45 mm. Jika celah terlalu rapat atau terlalu renggang, maka kinerja sistem pengapian akan terganggu. Berikut adalah pengaruhnya:
1. Celah Platina Terlalu Renggang
Ukuran celah yang terlalu lebar akan menyebabkan platina membuka lebih cepat, yang bisa berdampak negatif pada pengapian:
- Mesin mengalami detonasi (knocking)
- Tenaga motor atau mobil berkurang
- Mesin cepat panas (overheating)
- Bunga api pada busi menjadi kecil
- Mesin tersendat pada putaran tinggi
- Mesin sulit dihidupkan, terutama dalam kondisi dingin
2. Celah Platina Terlalu Sempit
Sebaliknya, jika celah terlalu rapat, platina akan menutup lebih lama dan mempengaruhi beberapa aspek berikut:
- Platina lebih cepat panas
- Tegangan sekunder menjadi rendah
- Mesin tersendat pada putaran rendah
- Coil pengapian dan kondensator lebih cepat rusak
- Konsumsi bahan bakar meningkat karena pembakaran tidak sempurna
Cara Mengukur Ukuran Celah Platina
Untuk memastikan celah platina sesuai standar, gunakan alat Feeler Gauge atau fuller gauge. Berikut langkah-langkahnya:
- Matikan mesin dan lepaskan cover distributor jika ada.
- Putar poros engkol hingga platina terbuka pada posisi maksimum.
- Gunakan feeler gauge dengan ketebalan 0,40 mm dan masukkan ke dalam celah platina.
- Jika terasa longgar atau terlalu ketat, lakukan penyetelan ulang dengan cara mengendurkan sekrup penyetel dan atur celah hingga sesuai standar.
- Kencangkan kembali sekrup dan periksa ulang ukuran celah.
Efek Ukuran Celah Platina Terhadap Mesin
Ukuran celah platina tidak hanya mempengaruhi pengapian, tetapi juga berimbas pada beberapa aspek berikut:
1. Pengaruh Terhadap Ignition Timing
Celah platina yang tidak sesuai dapat mengubah timing pengapian, menyebabkan tenaga mesin berkurang, putaran mesin tidak stabil, hingga mesin sulit dihidupkan.
2. Pengaruh Terhadap Tegangan Sekunder Koil
Koil pengapian menghasilkan tegangan sekunder yang maksimal jika celah platina sesuai standar. Jika terlalu renggang atau sempit, tegangan yang dihasilkan bisa tidak optimal, mempengaruhi percikan api di busi.
3. Pengaruh Terhadap Konsumsi Bahan Bakar
Celah platina yang pas akan menghasilkan pembakaran sempurna dan memaksimalkan efisiensi bahan bakar. Sebaliknya, ukuran yang salah bisa menyebabkan boros BBM karena pembakaran yang tidak optimal.
4. Pengaruh Terhadap Umur Komponen Pengapian
Celah platina yang tidak sesuai dapat memperpendek umur platina, busi, dan koil pengapian. Platina yang terlalu renggang atau sempit akan mengalami keausan lebih cepat.
Cara Menyetel Celah Platina dengan Benar
Jika kendaraan mengalami gejala seperti mesin tersendat, boros bahan bakar, atau sulit dinyalakan, penyetelan celah platina mungkin diperlukan. Berikut langkah-langkahnya:
- Siapkan alat yang diperlukan, seperti obeng, feeler gauge, dan kunci pas.
- Pastikan mesin dalam kondisi mati dan dingin.
- Buka tutup distributor untuk mengakses platina.
- Putar poros engkol hingga platina terbuka maksimal.
- Gunakan feeler gauge untuk mengukur celah.
- Atur ulang dengan mengendurkan sekrup penyetel jika celah tidak sesuai.
- Kencangkan kembali sekrup dan periksa ulang.
Ukuran celah platina yang ideal sangat penting untuk menjaga performa mesin, efisiensi bahan bakar, dan umur komponen pengapian. Standar ukuran yang direkomendasikan adalah 0,45 mm, namun bisa disesuaikan dengan 0,40 mm yang sedikit dilonggarkan agar lebih mendekati 0,45 mm. Dengan memahami cara mengukur dan menyetel celah platina dengan benar, kendaraan Anda akan selalu dalam kondisi optimal.